Kamis, 12 November 2015

Pemuda Pusaran MEA

Pemuda Pusaran MEA
Oleh: Dr. Cakra Arbas, SH.I, MH.[1]

Hegemoni Sumpah Pemuda, membuat alam pikiran bangsa bernostalgia dengan petuah yang diutarakan founding father (Soekarno) diberbagai kesempatan, yang menyatakan “… beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, dan beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”. Hal ini telah mengindikasikan betapa sentralnya peranan pemuda dalam mengisi berbagai lini pembangunan dan perkembangan suatu bangsa dewasa ini.
Bahkan dalam dinamika ketatanegaraan Republik Indonesia, tinta sejarah telah mencatat berbagai revolusi, tidak jarang dipelopori oleh pergerakan pemuda (baik individu – kelompok – organisasi). Merujuk realitas dewasa ini, kiranya pemuda-pemudi Indonesia dituntut siap dan mampu mengambil pernana di era globalisasi saat ini, pemuda setidak-tidaknya mampu berperan aktif, diantaranya: Pertama, sebagai penerima realitas kemajemukan bangsa. Kedua, sebagai perekat kemajemukan bangsa. Ketiga, sebagai pendukung kualitas kepemimpinan. Keempat, sebagai penyeimbang kelangsungan bangsa. Serta yang yang penting disadari dewasa ini adalah agar pemuda tidak gagap dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).

Pemuda dan KNPI
Dalam salah satu konsiderans lahirnya KNPI, menyebutkan bahwa “… Kami pemuda indonesia menyadari sepenuhnya dan dengan khidmat menangkap getaran sumpah pemuda yang menggariskan dan mengejawantahkan tekad satu bangsa, satu tanah air, satu bahasa, dan piranti kesatuan dan persatuan, lainnya : sang saka merah putih, lagu kebangsaan indonesia raya dan bhineka tunggal ika …
Berdasarkan perihal tersebut dapat dipastikan bahwa walaupun KNPI tidak dapat dijadikan sebagai representasi atas keberadaan pemuda-pemudi Indonesia, akan tetapi setidak-tidaknya dapat dipahami bahwa pemuda (melalui sumpah pemuda) telah menjadi embrio lahirnya KNPI. Sejalan dengan keberadaan KNPI, dewasa ini dalam menghadapi tantangan MEA, KNPI tidak dapat menghindarkan dirinya untuk turut berpartisipasi. Oleh karena hal tersebut merupakan visi KNPI, yang antara lain berbunyi “Terwujudnya pemuda yang memiliki moralitas dan intelektual berkualitas dan berwawasan kebangsaan yang tinggi, serta berdaya saing untuk memberdayakan masyarakat dalam pembangunan”.

Tantangan MEA
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), setidak-tidaknya memiliki beberapa latar belakang dan berbagai pertimbangan positif, sebagaimana yang dilansir oleh bbc.com, diantaranya: Pertama, MEA dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India untuk menarik investasi asing. Kedua, adanya MEA memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara sehingga kompetisi akan semakin ketat.
Ketiga, ILO menyatakan bahwa pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar. Selain dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, skema ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia Tenggara. Keempat, MEA akan memiliki sistem yang dapat memantau pergerakan barang dalam perjalanannya ke negara-negara Asean. Tidak hanya itu, izin barang ekspor pun akan lebih cepat. Tentunya, hal ini akan menghemat waktu dan biaya ekspor.
Pada kesempatan yang sama, berbagai hal positif yang melatar belakangi lahirnya MEA, jika tidak mampu disikapi secara arif dan bijaksana, bukannya sesuatu yang mustahil akan berimplikasi negatif bagi masa depan pemuda di Indonesia. Seyogyanya para pemuda-pemudi Indonesia selain dituntut mampu menjaga ukhuwah dalam persatuan dan kesatuan, tetapi juga diharapkan mampu mempersiapkan diri dengan berbagai bekal dalam menghadapi MEA, karena jika sampai pemuda-pemudi Indonesia terlena, jangan menyalahkan jika hanya berposisi sebagai penonton di negaranya sendiri, atau dengan kata lain para pemuda-pemudi dari negara Asean lainnya yang akan menjadi “pemain utama” di negeri ini.

Penutup
Dalam menghadapi berbagai tantangan zaman, khususnya MEA. Sudah saatnya pemuda-pemudi Indonesia melakukan revolusi diri, sembari menggali dan memantapkan berbagai potensi diri, seperti: Pertama, bersikap idealis dan memiliki daya kritis. Kedua, memiliki kreatifitas dan bersikap optimis. Ketiga, bersifat penuh kemandirian dan terdidik. Keempat, mempertahankan nasionalisme dan memiliki jiwa patriotisme. Kelima, mampu menguasai ilmu dan teknologi, serta turut memperkuat iman dan taqwa.
Semoga kiranya akan terlahir pemuda-pemudi Indonesia yang memiliki kematangan, sekaligus mampu menghantarkan bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa yang benar-benar merdeka dan berdaulat, serta semoga KNPI turut berbenah sekaligus mengakomodir berbagai aspirasi yang akan menghantarkan para pemuda, menuju dan mencapai kegemilangannya. Semoga!



[1]  Penulis adalah Wakil Ketua DPD II KNPI Aceh Tamiang, dan Staf Pengajar Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum, UMSU dan UMA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar